FAKTA WILAYAH DAN STATISTIK SEBARAN DAERAH RAWAN GIZI BALITA DI JAWA TENGAH TAHUN 2013
Abstract
Analisis GIS merupakan produk informasi berdasarkan pengolahan data faktual. Informasi faktual yang disampaikan secara visual lebih mudah diterima dan difahami, khususnya dalam menyampaikan masalah penting. Status Gizi Balita di Indonesia masih menjadi masalah. Prevalensi stunting pada balita, sampai saat ini masih relatif besar, berkisar pada angka 3%. Analisis GIS dan statistik, dapat mengambarkan kondisi serta sebaran daerah status gizi balita. Tujuan: Makalah ini bertujuan untuk mengetahui daerah rawan status gizi balita dan faktor yang membedakan daerah yang rawan dan tidak rawan/cukup rawan. Metode: Kajian ini menggunakan Data Riskesdas Jawa Tengah Dalam Angka tahun 2013. Data sosial ekonomi dari BPS tahun 2013. Analisis GIS menggunakan overlay dan statistisk menggunakan deskriminan. Hasil: Terdapat tujuh daerah tidak mengalami rawan gizi yaitu: Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, Semarang dan Kota Semarang, Magelang, Surakarta dan Salatiga. Daerah rawan- gizi - sedang meliputi 12 daerah, dan 17 daerah terglong rawan. Faktor yang membedakan daerah rawan dan tidak rawan secara signifikan adalah proporsi BAB dengan benar (p; 0,000), akses dan sumber air bersih (p; 0,005). Kesimpulan: Sebaran daerah rawan status gizi balita masih mendominasi wilayah provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013. Hanya dua faktor yang membedakan daerah rawan dan tidak rawan BAB dengan benar dan akses dan sumber air bersih.
Kata kunci: GIS, rawan, deskriminan, stunting.
Full Text:
PDFReferences
International Food Policy Research Institute, 2016, “Global Nutrition Report 2016 From Promise to Impact Ending Malnutrition by 2030”, Washington DC, 2016.
WHO, 2012, “Indonesia Health Sector Review, Indonesia: Menghadapi Beban Ganda Malnutrisi Beban”, Jakarta, WHO Indonesia, 2012.
Ulfani DH, Martianto D, Baliwati YF, “Faktor-faktor sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat kaitannya dengan masalah gizi under weight, stunted dan waste di Indonesia: Pendekatan ekologi,” Jurnal Gizi dan Pangan 6 (1): 59–65, 2011.
Musadad DA dan Hananto M, “Tingkat risiko sarana air minum di kabupaten Sukabumi, Jurnal Ekologi Kesehatan ,“ 7(3): 819-28, 2008.
Hidayat T,S, dan Fuada N, “Hubungan sanitasi lingkungan, morbiditas dan status gizi balita di Indonesia,” Penelitian Gizi Masyarakat 34 (2):104-113, 2011.
Fuada N, Muljati S dan Hatuty SP, Analisis spatsial terhadap perubahan status gizi balita anak di Indonesia (Riskesdas 2007 dan 2010), Jumal Ekologi Kesehatan, 14 (1): 69 – 80, 2015.
Fuada N, Muljati S dan Hidayat TS, Penentuan daerah rawan gizi berdasarkan analisis spatsial, Media Litbang Kesehatan, 22 (1): 18-29, 2012.
Kementerian Kesehatan, “Riskesdas dalam Angka Provinsi Jawa Tengah 2013”, Jakarta, LP Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013.
BPS Prov, Jawa Tengah, “Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka, Semarang,” BPS Prov, Jateng, 2016.
Wahyono T, “Analisis Data Statistik SPSS14,” Jakarta, Elex Media Kom, Gramedia, 9,2:125-128
Jahari AB, Masalah “gagal tumbuh pada anak balita masih tinggi; Adakah yang “kurang” dalam kebijakan program gizi di Indonesia?” Gizi Indonesia 31 (2):123-138, 2008.
Kementerian Kesehatan, “Situasi imunisasi di Indonesia,” Jakarta, Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan, 2016.
Tjukami T, Prihatini S dan Hermina, 2011, “Faktor pembeda prevalensi gizi kurang dan buruk pada balita di daerah miskin,” Buletin Penelitian Kesehatan, 39 (2): 52 - 61
Sari AMD, 2016, “Analisis pengaruh konsumsi rokok dengan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah,” Economics Development Analysis Journal, 5 (3): 374- 381,
Mafazah L, “Ketersediaan sarana sanitasi dasar, personal hygiene ibu dan kejadian diare,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8 (2) : 167-173, 2013.
Candra A, Hertanto M, Subagio W dkk, “Determinan kejadian stunting pada bayi usia 6 bulan di Kota Semarang,” Jurnal Gizi Indonesia 4 (2): 82 – 88, 2016.
Widodo A, Waridin dan Johanna Maria JK, 2011, “Analisis pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap pengentasan kemiskinan melalui peningkatan IPM di Prov, Jawa Tengah,” Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, 1 (1): 25-42, 2011.
Soekirman dkk, “Situational Analysis of Nutrition Problems in Indonesia: Its Policy, Programs and Prospective Development,” IPB, Bogor, 2003.
Bondevik, GT, Eskeland, B, Ulvik, RJ, “Anemia in pregnancy: possible causes and risk factors in Nepali women,” European Journal of Clinical Nutrition, 54: 3-8, 2000.
Sopiyudin MD, “Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5”, Jakarta, Salemba Medika, 2011.
Kementerian Kesehatan, “Indeks Pembangunan Kesehatan Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat”, Jakarta, Balitbang Kemenkes, 2014.
Refbacks
- There are currently no refbacks.