BENTUK PIRAMIDA TERBALIK LITERASI MEDIA, DAN DIGITAL BRANDING ‘’WISATA GOA LANGSE’’, GUNUNG KIDUL-YOGYAKARTA

Abstract

Dikutip dari Kompas.com, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta di akhir pekan dapat mencapai 39.000 jiwa meski dalam masa pandemic [1]. Data BPS, Gunung Kidul menempati urutan tertinggi sejak 2018 sebanyak 3.040.095 jiwa dan meningkat 3.267.497 jiwa tahun 2019. Meski terkenal dengan suguhan alamnya, masih banyak destinasi wisata di Gunung Kidul khususnya Goa Langse belum diketahui wisatawan. Bahkan, karena kurangnya akses menuju ke Goa Langse salah satu pengunjung wisata tewas dari atas tebing [2]. Dari permasalahan tersebut, dibutuhkan sinergitas untuk mendobrak pariwisata khususnya Goa Langse yang menjadi wisata baru di Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang dihadapi mitra seperti jumlah pengunjung yang sedikit akibat minimnya literasi, kurangnya promosi, serta minimnya perhatian pemerintah membuat akses menuju Goa Langse terbilang sulit. Melalui kegiatan abdimas bertema Literasi Media, dan Digital Branding ‘’Wisata Goa Langse’’, Gunung Kidul-Yogyakarta, bertujuan sebagai solusi permasalahan mitra. Dari kegiatan yang dutujukkan untuk pengelola dengan umur 15-65 tahun, menunjukan peningkatan knowledge dari perbedaan hasil pretest sebesar 16% dan post-test naik sebesar 84%. Artinya kegiatan tersebut berhasil mentransfer ilmu dan menjadi solusi permasalahan mitra. Hasilnya, literasi media akan menguntungkan Goa Langse karena memberikan edukasi tentang pemahaman media sebagai strategi promosi yang efektif. Sosialisasi digital branding dalam penggunaan media sosial secara teori dan praktik untuk meningkatkan pengunjung Goa Langse. Serta pemetaan wilayah memudahkan wisatawan berkunjung ke Goa Langse sebagai arahan dalam memberikan informasi menuju track point wisata.