Sistem Pakar Klasifikasi Tunagrahita Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web (Studi Kasus : SLB Tunas Kasih 2 Turi)

Marwan Noor Fauzy, Barka Satya

Intisari / Abstract


Anak berkebutuhan khusus (ABK) menurut Heward adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik. Ada beberapa kelompok yang termasuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus, salah satunya adalah tunagrahita. Tunagrahita adalah keadaan dimana seorang anak mengalami keterbelakangan mental atau dikenal juga sebagai retardasi mental (mental retardation). Tunagrahita dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu ringan, sedang, dan berat. Selama ini, metode yang digunakan oleh para guru di SLB Tunas Kasih 2 Turi adalah menyarankan orang tua untuk cek ke puskesmas terdekat karena tidak adanya tenaga psikolog untuk mendiagnosa calon siswa tunagrahita dan metode observasi. Metode observasi memerlukan waktu yang cukup lama, selain itu kesimpulan yang diperoleh berbeda-beda tergantung pada pandangan guru  yang meneliti. Oleh sebab itu, saya mencoba untuk membuat suatu sistem yang dapat digunakan untuk membantu para guru dalam mendiagnosa calon siswa tunagrahita dengan hasil yang lebih akurat, serta membantu orang tua dapat mendiagnosa secara dini pada anak.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


G.A.K Tutik, R.Delima, U.Proboyekti. Penerapan Forward Chaining pada Program Diagnosa Anak Penderita Autisme, Jurnal Informatika, Vol. 5, No. 2, 2009.

G.A.F. Suwarso, G.S. Budhi, L.P. Dewi., Sistem Pakar untuk Penyakit Anak Menggunakan Metode Foward Chaining, Jurnal INFRA, Vol. 3, No. 2, 2015.

S. Kusumadewi, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.

B. S. D. Oetomo, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Yogyakarta: ANDI, 2006.

M. Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta: ANDI, 2005.

D. S. Widodo Budiharto, Artificial Intelegence, Yogyakarta: ANDI, 2014.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.